Duta Bakti adalah sekolah swasta yang terbuka bagi umum di kota Yogyakarta. Berlokasi di jl. Tata Bumi, Banyumeneng no 88 RT 11 RW 04 Banyuraden, kecamatan Gamping, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Didirikan pada tahun 2014 dibawah naungan yayasan Keluarga Semesta, sebuah yayasan pendidikan yang peduli dengan keharmonisan alam, lingkungan, perdamaian dan keberagaman yang bekerjasama dengan organisasi INLA (International Nature Loving Association) Yogyakarta, dimana INLA adalah organisasi non profit yang mensosialisasikan kepedulian terhadap lingkungan kepada berbagai lembaga pendidikan yang ada di masyarakat secara gratis. Serta berada dalam bimbingan langsung oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Yogyakarta.

Pada awal perintisan sekolah, Duta Bakti adalah sekolah konvensional seperti pada umumnya, dan karena dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak maka pada tahun 2019 ini Duta Bakti bertransformasi menjadi sekolah berbasis Lab School, yaitu dimana sekolah bekerjasama dengan orang tua secara berdampingan dan berkesinambungan untuk ikut lebih mengenal dan berperan aktif dalam berbagai kegiatan pendidikan yang ada, dengan tujuan pendidikan yang kita lakukan pada anak semakin selaras dan dapat diterapkan pula pada kegiatan sehari-hari dirumah sehingga dapat menjadi suatu kebiasaan baik yang membangun bagi masa depan anak kelak.

Lab School Duta Bakti memiliki berbagai unit pendidikan, yakni unit Daycare/TPA (Pengasuhan Anak/Tempat Penipitan Anak), Playgroup/KB (Kelompok Bermain), Kindergarten/TK (Taman Kanak-Kanak) dan SD (Sekolah Dasar). Lab School Duta Bakti didukung oleh pengasuh, pendamping dan pengajar yang berpengalaman serta dibimbing oleh konsultan pendidikan dan psikolong anak yang memiliki reputasi dibidangnya.

Dalam pengembangan selanjutnya, saat ini sedang direncanakan untuk pembangunan gedung pendidikan terpadu dengan area yang lebih luas, yakni di jalan Kabupaten, Sleman, Yogyakarta sehingga kedepannya kami juga dapat menyediakan fasilitas pendidikan hingga tingkat SMP dan SMA.
Visi kami adalah mewujudkan keindahan kodrati manusia, yakni manusia yang Sehat, Cerdas, Harmonis dan Bahagia. Seorang anak, apapun latar belakangnya, bagaimanapun lingkungannya, mereka tetaplah indah. Disinilah Duta Bakti hadir untuk memfasilitasi anak menyadari dan menemukan keindahan dirinya. 

Misi kami adalah :
  1. Mengajarkan anak untuk dapat menghargai harkat hidupnya yang tidak ternilai melalui pendidikan moral dan budi pekerti sebagai dasar dalam membangun karakter positif.
  2. Membangun generasi yang sehat dan cerdas yang menghormati kemuliaan hidup semua manusia dan makhluk hidup serta berbakti kepada orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.
  3. Mendidik anak untuk mengasihi alam dan harmonis dengan lingkungannya.
  4. Menanamkan nilai menghormati keberagaman dan Bhineka Tunggal Ika untuk mewujudkan dunia satu keluarga.
Dengan Visi dan Misi yang kami miliki, diharapkan tidak adanya lagi bully (pelecehan/hinaan), kekerasan, pandangan saling merendahkan antar individu apapun keadaan fisik, ras, agama, suku, budaya maupun status sosialnya di dalam masyarakat, karena pada dasarnya semua anak terlahir dengan keindahannya masing-masing. Setiap anak adalah baik & berbudi pekerti luhur.


"Give me a child until he is 7 and i will show you the man" - Quote by Aristotle.
Aristoteles, adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. 

Usia 0-7 tahun pertama kehidupan seseorang merupakan usia krusial/sangat penting pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengapa? karena di masa itulah dimana 60-70% terjadi proses pembentukan karakter anak. Karakter merupakan pondasi dasar yang berperan sangat penting dalam menentukan tindakan, keputusan dan perbuatan seseorang dimasa yang akan datang. Tidak hanya karakter namun kemampuan otak anak berkembang hingga 90% diawal 5 tahun pertama masa hidupnya. Dan teori Kelekatan Bowbly telah membuktikan bahwa kelekatan emosi antara anak dan orang tua yang dibangun disaat masa awal kehidupannya ini akan menentukan apakah kelak anak akan menjadi seorang pembangkang atau anak yang mau mendengarkan orang tuanya. Dan semua pembentukan itu akan terus meningkat 10-15% dalam prosesnya saat anak beranjak remaja hingga dewasa. Maka pemberian pendidikan usia dini pada anak tidak boleh dilakukan secara sembarangan, asal-asalan, sekedarnya saja atau tanpa pengawasan yang baik, karena justru menjadi pondasi dasar penentu akan seperti apakah seorang anak saat kelak dia dewasa.

Mengingat sangat pentingnya peran pendidikan usia dini bagi anak, Lab School Duta Bakti hadir dengan filosofi sebagai berikut :
  1. Bahwa sesuai dengan prinsip Tri Pusat Pendidikan dari Ki Hadjar Dewantoro, pendidikan yang berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian, kemampuan dan tingkah laku anak adalah kesinambungan secara harmonis dari :
    • Pendidikan yang berpusat di lingkungan keluarga.
    • Pendidikan yang berpusat di lingkungan sekolah.
    • Pendidikan yang berpusat di lingkungan masyarakat.
  2. Bahwa sesuai dengan prinsip Empat Pilar Pendidikan dari UNESCO, pendidikan harus bertumpu pada 4 pilar , yakni :
    • Learn to Know : Belajar untuk mampu mengetahui hal-hal pengetahuan baru.
    • Learn to Do : Belajar untuk mampu melakukan, menguasai dan berkarya dari ilmu pengetahuan yang telah diketahuinya.
    • Learn to Be : Belajar untuk mampu menjadi pribadi yang utuh dalam karakter , etika, tanggung jawab dan nilai spiritual.
    • Learn to Live Together : Belajar untuk mampu hidup bersama, berinteraksi dan bekerjasama sebagai makhluk sosial.
  3. Bahwa anak adalah warga negara yang memiliki hak yang sama dengan orang dewasa. Anak berhak dilindungi dari berbagai tindakan kekerasan dan berhak mendapatkan pendidikan yang baik. Semua anak, tanpa memandang perbedaan fisik, kemampuan, etnik dan budaya, intelektual, emosi, bahasa, kondisi ekonomi, dsb akan mendapatkan pendidikan dan pelayanan yang baik.
  4. Bahwa semua anak adalah unik. Semua anak memiliki kekhasan masing-masing, sehingga pendampingan atau bimbingan yang diberikan juga khas bagi setiap anak.
  5. Pendidikan nilai sangat bermakna dalam kehidupan anak dimasa sekarang dan yang akan datang. Nilai-nilai yang disampaikan bersifat universal. Nilai yang dimaksud adalah nilai bakti, kejujuran, toleransi, rendah hati, tanggung jawab, kedamaian, penghargaan, cinta, kebahagiaan, kesederhanaan, kerjasama dan persatuan.
  6. Penghargaan pada keberagaman. Kami meyakini bahwa pendidikan untuk menghargai dan peduli pada keberagaman penting diberikan sejak dini. Oleh sebab itu, kami memberikan 'ruang' pada pendidik, anak, dan orang tua untuk mengekspresikan dan mengembangkan nilai keberagaman tersebut.
  7. Pentingnya perilaku ramah lingkungan sejak dini. Kami percaya bahwa anak juga belajar melalui interaksi dengan orang dan lingkungan di sekitarnya. Pendidikan tersebut dilakukan melalui keseharian anak di sekolah, kegiatan khusus dan melalui media lain.
  8. Kebudayaan lokal penting dilestarikan. Pelestarian dan pengembangan budaya akan berhasil jika sejak dini anak sudah mengenal dan mencintai budayanya.
Dengan filosofi diatas maka Lab School Duta Bakti memiliki motto pendidikan Healty (Sehat), Smart (Cerdas), Harmonious (Harmonis), Happy (Bahagia). Mari bersama-sama kita penuhi hak-hak anak untuk hidup, bertumbuh kembang, berpartisipasi dan mendapatkan perlindungan.


Lab School Duta Bakti mengembangkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan penyesuaian dan pengembangan pada isi pembelajaran sesuai dengan visi misi dan tujuan Lab School Duta Bakti yang mengacu pada kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 (K-13) adalah adalah sebuah kurikulum yang mengintegrasikan SkillThemeConcepts, And Topic baik dalam bentuk Within Sigle disciplines, Acrous several disciplines and Within and Acrous LearnersSehingga pendidikan tidak lagi hanya semata-mata dinilai pada IQ (Intelligence Quotient / Kecerdasan Intelektual) saja, namun juga meliputi EQ (Emotional Quotient / Kecerdasan Emosional) kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya dan juga meliputi SQ (Spiritual Quotient / Kecerdasan Spiritual) kemampuan yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.

kurikulum ini berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia yang merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun hingga tahun 2019 ini.

Berdasarkan rilis sosialisasi resmi Kemendikbud terdapat dua alasan penerapan Kurikulum 2013 sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu karena :
  1. Alasan edukasional, berbasis kepada pencapaian pelajar nasional di dalam The IEA’s Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Mengutip rilis Kemendikbud, di dalam tes tersebut 95% murid Indonesia hanya mampu menjawab soal hingga tingkat kesulitan menengah di dalam semua mata pelajaran teruji (Matematika, Ilmu Alam, Membaca Inggris) yang mengindikasikan terdapat kesenjangan bahkan ketimpangan antara praktik dan materi ajar sekolah Indonesia dengan pendidikan internasional pada umumnya. Berdasarkan kepada hasil tes tersebut, Kurtilas dikembangkan dan diterapkan dengan fokus menciptakan generasi masa depan Indonesia yang mampu berpikir dan berkomunikasi jernih dan luas, toleran dan bertanggung jawab moral dalam setiap langkah. Selain itu, berpandangan dan berminat luas dengan perspektif global.
  2. Alasan konteks sosio-ekonomis, penerapan Kurikulum 2013 ditujukan untuk menyiapkan generasi masa depan yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif dalam rangka menyambut ragam implementasi masyarakat ekonomi seperti WTO, Komunitas ASEAN, CAFTA, APEC.
Kurikulum 2013 dibuat seiring dengan kemerosotan karakter bangsa Indonesia pada akhir-akhir ini. Korupsi, penyalahgunaan obat terlarang, pembunuhan, kekerasan, premanisme, bullying, rasisme dan lain-lain adalah kejadian yang menunjukkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang rendah serta rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa. Selain itu, penyebab perlunya mengembangkan kurikulum 2013 adalah beberapa hasil dari riset internasional yang dilakukan oleh Global Institute dan Programme for International Student Assessment (PISA) merujuk pada suatu simpulan bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang.

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding dan bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan global. Hal ini di mungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.






  • Lab School Duta Bakti adalah sekolah yang ramah lingkungan, dimana anak berproses menjadi pribadi yang peduli pada kelestarian alam. Projek karya anak 90% berasal dari kardus, kertas, plastik yang tidak terpakai lagi.
  • Sekolah yang ramah anak dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada anak, sehingga ramah bagi mereka dan mampu memaksimalkan kekuatan serta kebutuhan anak.
  • Menjadikan sekolah sebagai dunia kecil si Anak. Disinilah mereka belajar tentang berproses, bermasyarakat, serta arti keberagaman.
  • Memaksimalkan prinsip Tri Pusat Pendidikan warisan Ki Hadjar Dewantoro dalam membentuk kepribadian yang harmonis dengan kemampuan dan tingkah laku anak, yaitu bersinergi antara keluarga - sekolah - masyarakat.


Untuk apakah tujuan kita sekolah ?
Pastinya setiap orang memiliki pemikiran dan jawaban yang berbeda-beda, namun pada dasarnya kita bersekolah untuk menimba ilmu & pengetahuan. Namun ternyata penelitian membuktikan kecerdasan berupa ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan IQ (Intelligence Quotient / Kecerdasan Intelektual) biasa disebut Hard Skill ternyata hanya memberikan sumbangan sekitar 20% saja dalam kesuksesan anak kelak saat dewasa.

Sebuah penelitian di Amerika dan Jepang menyatakan bahwa dari 100% orang sukses, hanya 10-20 persen aja yang berpendidikan tinggi, berijazah lengkap, dan tentunya dengan IQ yang di atas rata-rata, selebihnya, 80-90 persen hanya lulusan SMA, SMP, atau bahkan tidak punya latar belakang pendidikan, kebanyakan dari mereka mengawali karir dari berdagang. Hal ini membuktikan bahwa IQ bukanlah segala-galanya. Dari beberapa penelitian juga dikatakan bahwa justru orang-orang yang ber IQ tinggi malah memiliki kesulitan dalam bergaul, berinteraksi, mengembangkan diri, dan ber-attitute baik.

Lalu apa yang sebenarnya berperan besar dalam menentukan keberhasilan seorang anak saat kelak dewasa? yaitu peranan EQ (Emotional Quotient / Kecerdasan Emosional) dan SQ (Spiritual Quotient / Kecerdasan Spiritual) atau yang biasa dikenal sebagai Soft Skill. Memiliki peran hingga 80% dalam faktor kesuksesan seorang anak saat kelak menjadi dewasa.

Hard skill adalah sebuah kemampuan yang bersifat lebih kepada teknis pekerjaan seperti kemampuan menguasai bahasa asing, teknologi, dan kemampuan akademis. Sedangkan Soft Skill adalah sebuah kemampuan yang lebih bersifat pengembangan sikap dan karakter diri seperti kemampuan berkomunikasi yang baik, mampu bekerja dalam tim, dan kemampuan dalam manajemen waktu dengan baik.

Kabar baiknya..... Lab School Duta Bakti hadir untuk memfasilitasi dan memberikan bimbingan serta pendidikan berupa Hard Skill dan Soft Skill pada anak. Jadi selamat ya bagi para orang tua yang telah menyekolahkan putra putri tercintanya di Duta Bakti ! :D

Lab School Duta Bakti menggunakan metode pembelajaran BCCT dan Regio Emilia yang disesuaikan dengan kearifan lokal. Pembelajaran akan berpusat pada anak sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak serta dengan metode yang menyenangkan sesuai apa yang disukai dan dipilih oleh anak. (Jadi berasa belajar di sekolah Internasional dengan budaya lokal ya...:D)
  1. Pendekatan belajar BCCT (Beyond Centers and Circles Time) 
  2. Yaitu metode pembelajaran yang berpusat pada anak dimana dalam proses pembelajaran mereka adalah dengan bermain secara terarah dalam zona atau area main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis permainan yaitu : Main sensorimotor / fungsional, Main Peran & Main pembangunan, dimana pendidik (Guru) duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main. 
    Sehingga belajar tidak lagi seperti cara lama yang mengikuti perintah, meniru & menghafal. BCCT adalah konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
  3. Pendekatan belajar Regio Emilia
  4. Adalah sebuah metode pembelajaran yang dikembangkan untuk pengasuhan dan program pendidikan melayani anak yang dirancang untuk usia sejak lahir sampai enam tahun dengan model pembelajaran yang menjadikan metode proyek sebagai metode utama dalam pembelajaran. 
    Selain metode proyek, pada pendekatan Reggio Emillia belajar juga dipandang sebagai sebuah perjalanan dan pendidikan sebagai usaha membangun hubungan dengan orang-orang serta menciptakan hubungan antara ide-ide dan lingkungan. Metode proyek adalah suatu proses pendidikan yang menarik yaitu murid memecahkan masalah penting berupa pekerjaan besar secara bersama-sama dalam satu tim dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. 
    Region Emillia merupakan sebuah pendekatan yang berlandaskan pada teori-teori perkembangan dan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan konstruktivis pada anak. Pendekatan ini juga menggunakan prinsip pembelajaran DAP ( Developmentally Approprite Practice ) dimana pendekatan ini menekankan pada minat, kemampuan dan kebutuhan anak.
    Aktivitas proyek yang dapat dilakukan anak, antara lain :
    - Ide dapat muncul dari anak-anak itu sendiri
    - Ide dapat diprovokasi oleh guru
    - Guru mengenalkan apa yang menarik untuk dibahas
    - Mengembangkan ide-ide
    - Semua aktivitas proyek harus sesuai dengan kenyataan
Guru berperan sebagai fasilitator bagi anak, mendampingi dan berkomunikasi secara positif untuk mendorong rasa keingintahuan anak pada berbagai tema pembelajaran. Anak secara aktif belajar dengan cara yang disukainya. Anak bisa belajar dengan gembira sehingga akan merangsang kreatifitasnya. Dari proses tersebut anak akan menemukan pemahaman hal baru dengan cara mereka secara menyenangkan sesuai keunikannya masing-masing.

Nilai-nilai lembaga dan nilai hidup yang akan dikembangkan terintegrasi dalam kurikulum, proses, kebijakan dan perilaku sepanjang hari. Keterlibatan keluarga berperan besar dalam proses pembelajaran anak. Anak, orang tua dan pendidik sama-sama belajar untuk mencari hal terbaik guna mencapai perkembangan optimal anak-anak kedepannya. Adapun pembelajaran di Lab School Duta Bakti meliputi beberapa aspek, yakni :
  1. Universal
  2. Aman & nyaman
  3. Inklusif
  4. Sehat Natural
  5. Multiple Intelligent
  6. Tri Pusat Pendidikan
  7. Panca Dharma
  8. Teori Hierarki Kehidupan Maslow
  9. Keberpusatan
  10. Keadilan Gender
  11. Non Diskriminasi
  12. Partisipasi Anak
  13. Perlindungan Anak
  14. Orang dewasa sebagai fasilitator & pelaku pembelajaran
  15. Memanusiakan setiap individu
Tujuan pendidikan Lab School Duta Bakti adalah :
  1. Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada anak.
  2. Mendampingi pembelajaran anak sesuai kekuatan dan kebutuhannya.
  3. Menciptakan suasana belajar yang bermakna dan mendorong anak menjadi aktif, kreatif, ekploratif, mandiri dan disiplin.
  4. Mengembangkan ketrampilan hidup sebagai bekal kemandirian anak dimasa sekarang dan masa depan.
  5. Mengembangkan sikap kritis dan asertif yang bertanggung jawab pada anak.
  6. Memberi penghargaan terhadap anak.
  7. Memberi ruang hati nurani untuk memunculkan nilai-nilai universal yakni cinta damai, kasih sayang, toleransi, keadilan, kemerdekaan, persatuan dalam keberagaman, tanggung jawab dan hormat pada kehidupan.
  8. Bekerjasama dengan orang tua murid dan masyarakat untuk selalu mendukung perkembangan pendidikan anak.
Dari nilai-nilai dan tujuan diatas maka Lab School Duta Bakti menerapkan metode pembelajar berupa :
  1. Pendekatan berpusat pada anak
  2. Proses pembelajaran diupayakan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan ketertarikan tiap amak, mendorong proses penemuan sebagai bahan pengalaman dalam rangka menambah wawasan dan ketrampilan hidup.
  3. Metode pembelajaran berbasis hasil kerja/karya
  4. Menciptakan suasana dampingan belajar mengajar dengan pemahaman pengalaman melalui hasil kerja/karya bagi tiap anak.
  5. Ninai-nilai yang dibudayakan
  6. Nilai universal dan nilai hidup yang akan dikembangkan terintegrasi dalam kurikulum, proses, kebijakan, dan perilaku sepanjang hari.

freee trial & fasilitas